Jumat, 31 Januari 2014

Resident Evil 5 (Retribution) (2012)

Bagi saya franchise film Resident Evil adalah seri film yang paling kacau dalam mengatur kontinuitas ceritanya. Beberapa karakter juga banyak yang hilang dan dimunculkan lagi tanpa alasan yang jelas dalam tiap sekuel-nya. Untuk urusan cerita selain seringkali asal masuk, dari film ke film juga terasa stagnan dan makin kehilangan sentuhan horror yang selalu saya rasakan tiap bermain game R.E. (walaupun makin kesini game-nya sendiri juga perlahan mulai tidak se-horror dulu lagi). Tapi toh saya tetap menantikan film kelimanya ini, karena meski tidak pernah sampai tahap bagus, namun film-film Resident Evil setidaknya selalu bisa menjadi sajian "bodoh" yang ringan untuk ditonton. Bahkan sebenarnya saya sempat menaruh ekspektasi yang lebih tinggi pada RetributionAfterlife. Penyebabnya adalah beberapa materi promo termasuk trailertagline yang berbunyi Evil Goes Global. Apakah ini berarti film Resident Evil akan mengalami perubahan kisahnya menjadi lebih luas dan epik? Selain itu beberapa tokoh macam Leon S. Kennedy dan Ada Wong juga muncul disini termasuk kembalinya Jill Valentine.  jika dibandingkan dengan
dan

Retribution memulai kisahnya tepat setelah ending dari Afterlife dimana Alice (Milla Jovovich) dan para penumpang kapal lainnya diserang oleh pasukan Umbrella yang dipimpin oleh Jill Valentine (Sienna Guillory) yang berada dalam kendali Umbrella. Dalam penyerbuan tersebut Alice tertangkap dan diinterogasi oleh pihak Umbrella. Namun secarra tiba-tiba ia diselamatkan oleh wanita misterius bernama Ada Wong (Li Bingbing). Selain Ada, beberapa orang regu penyelamat juga ikut bergabung dimana regu tersebut dipimpin oleh Leon S. Kennedy (Johann Urb) dan ada juga Luther West (Boris Kodjoe) yang berhasil selamat setelah event di Afterlife. Bersama mereka mencoba kabur dari markas Umbrella yang tentunya terdapat berbagai macam zombie hingga monster ganas. Selain itu ada juga pasukan yang dipimpin oleh Jill Valentine dan beranggotakan para clone dari rekan Alice dulu macam Carlos (Oded Fehr) dan Rain Ocampo (Michelle Reodriguez). Dari sinopsis diatas sudah nampak jelas bahwa tagline "Evil Goes Global" sangat jauh dari apa yang saya bayangkan. Ya, memang dalam universe film tersebut T-Virus sudah menyebar ke seluruh dunia, namun hal tersebut hanya muncul dalam cerita Alice dan mungkin adegan di akhir. Tapi selebihnya RetributionUmbrella, sebuah cerita yang tidak jauh beda dari Afterlife.  hanya akan berfokus pada usaha Alice dan kawan-kawannya kabur dari markas

Kacaunya kontinuitas cerita dalam franchise ini nampaknya disadari oleh Paul W.S. Anderson yang pada akhirnya menambahkan sebuah adegan Alice yang membacakan sebuah narasi mengenai ringkasan cerita keempat film sebelumnya. Adegan yang mungkin hanya sekitar 5 menit bahkan mungkin tidak sampai itu ternyata sudah bisa meringkas keseluruhan kisah dari film-film sebelumnya. Hal itu membuktikan bahwa pembuat film ini sudah benar-benar kebingungan akan membawa franchise ini kearah mana dan hanya berusaha menambah sekuel demi pemasukan yang berlipat. Dalam Retribution kita akan dipaksa menerima kenyataan bahwa beberapa karakter macam Chris dan Claire menghilang entah kemana tanpa penjelasan (lagi). Mungkinkah akan ada penjelasan di sekuelnya? Saya ragu melihat bagaimana film ini memperlakukan karakternya selama ini yang "seenaknya" keluar-masuk. Lalu bagaimana dengan keseluruhan ceritanya? Lupakan cerita. Tanpa perlu lagi membahas kurang global-nya cerita film ini, Resident Evil: Retribution tetap punya jalan cerita yang konyol dan penuh dengan plot hole menganga lebar. 
Ah, bukankah Resident Evil memang tidak pernah berfokus pada cerita? Bukankah yang paling penting dari film macam ini adalah rentetan adegan aksinya yang menghibur? Bukan pendapat yang keliru, namun untuk film ini kebodohan dan lubang ceritanya sudah keterlaluan. Timeline kisah yang tidak jelas adalah salah satunya. SPOILER Logikanya, momen penyerbuan Jill pada Alice hingga akhirnya Alice terbangun tidaklah terlalu lama. Jika memakai logika terbodoh sekalipun, momen tersebut tidak akan makan waktu berminggu-minggu, tapi lihatlah apa yang terjadi. Albert Wesker entah darimana dan bagaimana sudah bisa membentuk kelompok perlawanan terhadap Umbrellaplot hole film ini karena itu tidak akan ada habisnya. Padahal momen awalnya cukup lumayan saat filmnya menampilkan berbagai momen mengagetkan yang cukup punya suasana horror. Tapi setelah itu semuanya kembali seperti film-film sebelumnya. Selingan diantara adegan aksinya terasa sangat membosankan dan tidak menarik.  dan T-Virus dan entah bagaimana pula Luther West bisa ikut bergabung disana. Saya tidak akan membahas lebih jauh lagi tentang kebodohan dan

Lalu bagaima dengan adegan aksinya yang jadi andalan? Paul W.S. Anderson masih ketagihan dengan adegan slow motion yang sayangnya kelewat batas penggunaannya. Mungkin Zack Snyder juga banyak memakai momen itu, tapi dia cukup jeli membuat sebuah momen menjadi pas bahkan seringkali terkesan perlu untuk disajikan dalam slo-mo. Sedangkan Anderson tidak punya kemampuan tersebut. Hampir semua adegan aksi yang dia anggap berpotensi keren disajikan dengan slow motion. Momen di pembukanya memang lumayan, tapi setelah itu makin kelewatan dan malah membuat porsi action yang harusnya menghibur jadi terlihat bodoh. Padahal sebenarnya berbagai adegan tersebut punya potensi menjadi seru dan keren, apalagi dengan balutan efek yang bagus untuk ukuran film dengan dana tidak sampai 100 juta. Musik yang mengiringi juga cukup epic, sayang cara Paul W.S. Anderson mengemasnya menjadikan adegan aksi film ini kurang greget. Hal itu jugalah yang membuat bakat Milla Jovovich sebagai seorang heroine terasa terbuang. Dia bisa terlihat keren, bahkan lebih keren dari Angelina Jolie sebagai action heroine, tapi penanganan dari sang suami tidak mendukung potensi itu dan malah membuatnya terlihat payah. Untung adegan klimaksnya yang hanya ditampilkan dalam format hand-to-hand cukup menarik.

Fakta bahwa Alice tetap superior meski kekuatannya sudah diambil pada film keempat juga masih mengganggu. Karakter baru macam Ada Wong ataupun Leon juga masih kurang maksimal. Li Bingbing bagus sebagai Ada Wong, tapi caranya berbicara sangat mengganggu. Untung "tampilannya" sangat menghibur. Sedangkan Leon? Lupakan sosok Leon yang terlihat keren di video game, disini dia sama sekali tidak keren. Sama anehnya dengan melihat Chris Redfield versi Wentworth Miller. Overall saya merasa film kelimanya ini kualitas yang paling buruk dibanding film-film sebelumnya dengan cerita yang juga makin buruk dan membosankan. Tapi sebodoh apapun film kelimanya ini merangkai kisahnya daan mengakhirinya saya tetap masih menantikan film keenamnya dan berharap film yang (mungkin) akan jadi penutup franchise ini akan menajdi yang penutup yang epic. Tapi sekarang saya masih terperangkap dalam ingatan tentang betapa buruknya film kelima ini dan satu hal yang terlintas di pikiran saya adalah "Apakah Paul W.S. Anderson memang salah satu sutradara terburuk Hollywood saat ini?"


Sumber : http://movfreak.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar